
Tentu, mari kita bedah berita dari Japan External Trade Organization (JETRO) mengenai langkah Uni Eropa terkait hidrogen rendah karbon:
Uni Eropa Luncurkan Aturan Baru: Hidrogen Rendah Karbon dan Peran Energi Nuklir yang Masih Digodok
Tokyo, 22 Juli 2025 – Japan External Trade Organization (JETRO) melaporkan bahwa Komisi Eropa telah mengumumkan rancangan peraturan delegasi (委任規則案) yang bertujuan untuk menetapkan metode perhitungan hidrogen rendah karbon. Inisiatif penting ini membuka jalan bagi standar yang lebih jelas dalam produksi hidrogen yang lebih ramah lingkungan di Uni Eropa. Menariknya, aturan ini juga mengindikasikan bahwa peran energi nuklir dalam produksi hidrogen rendah karbon masih dalam tahap kajian dan diperkirakan akan dibahas lebih lanjut hingga tahun 2028.
Apa Itu Hidrogen Rendah Karbon?
Hidrogen (H2) dikenal sebagai sumber energi bersih karena ketika dibakar, ia hanya menghasilkan air. Namun, proses produksinya bisa sangat bergantung pada sumber energi yang digunakan.
- Hidrogen Hijau (Green Hydrogen): Dihasilkan melalui elektrolisis air menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan (seperti matahari atau angin). Ini adalah metode yang paling ramah lingkungan.
- Hidrogen Biru (Blue Hydrogen): Dihasilkan dari gas alam melalui proses steam methane reforming (SMR), di mana karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan ditangkap dan disimpan (Carbon Capture and Storage – CCS).
- Hidrogen Merah/Ungu (Red/Purple Hydrogen): Dihasilkan melalui elektrolisis air menggunakan listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir.
- Hidrogen Abu-abu (Grey Hydrogen): Dihasilkan dari gas alam tanpa penangkapan dan penyimpanan CO2. Ini adalah metode yang paling umum saat ini tetapi menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
Uni Eropa, melalui regulasi baru ini, berupaya untuk mendefinisikan secara pasti apa yang dimaksud dengan “rendah karbon” agar para produsen dapat memenuhi standar lingkungan yang lebih ketat.
Pentingnya Aturan Perhitungan yang Jelas
Penetapan metode perhitungan yang jelas sangat krusial karena beberapa alasan:
- Standarisasi Industri: Memberikan pedoman yang seragam bagi produsen hidrogen di seluruh Uni Eropa, sehingga menciptakan lapangan bermain yang setara.
- Insentif Investasi: Kejelasan regulasi akan mendorong investasi lebih lanjut dalam teknologi produksi hidrogen bersih, karena perusahaan dapat memprediksi persyaratan emisi yang harus dipenuhi.
- Pengurangan Emisi yang Efektif: Memastikan bahwa hidrogen yang dikategorikan sebagai “rendah karbon” benar-benar memberikan kontribusi positif terhadap target pengurangan emisi Uni Eropa.
- Integrasi Pasar: Memfasilitasi perdagangan hidrogen rendah karbon di dalam Uni Eropa dan dengan mitra internasional.
Peran Energi Nuklir: Kajian Mendalam Hingga 2028
Salah satu poin paling menarik dari pengumuman ini adalah penundaan penetapan aturan untuk hidrogen yang diproduksi menggunakan energi nuklir. Hidrogen jenis ini sering disebut sebagai “hidrogen merah” atau “hidrogen ungu”. Keputusan untuk meninjau lebih lanjut peran energi nuklir menunjukkan adanya perdebatan yang cukup kompleks di dalam Uni Eropa mengenai klasifikasi energi nuklir sebagai sumber yang mendukung transisi energi bersih.
Ada argumen yang kuat bahwa energi nuklir dapat menghasilkan listrik yang hampir bebas karbon, sehingga berpotensi menjadi sumber yang layak untuk produksi hidrogen rendah karbon. Namun, isu-isu terkait limbah nuklir, keselamatan, dan biaya yang tinggi juga menjadi pertimbangan penting bagi banyak negara anggota.
Dengan menetapkan tenggat waktu hingga 2028 untuk kajian ini, Uni Eropa memberikan waktu yang cukup untuk penelitian lebih lanjut, dialog kebijakan, dan pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana. Keputusan akhir tentang bagaimana hidrogen nuklir akan dimasukkan (atau tidak dimasukkan) ke dalam definisi “rendah karbon” akan memiliki implikasi besar bagi strategi energi dan investasi di sektor hidrogen di Eropa.
Dampak bagi Jepang dan Pasar Global
Berita ini memiliki relevansi bagi Jepang, yang juga tengah gencar mengembangkan industri hidrogennya. Jepang telah berinvestasi besar dalam teknologi hidrogen, termasuk penelitian tentang hidrogen biru dan hijau. Kejelasan regulasi di pasar besar seperti Uni Eropa dapat mempengaruhi standar global dan teknologi yang akan diadopsi.
Bagi perusahaan Jepang yang beroperasi atau ingin beroperasi di Uni Eropa, memahami dan mematuhi peraturan baru ini akan menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, pengkajian peran energi nuklir dapat menjadi referensi bagi Jepang dalam merumuskan kebijakan energinya sendiri, terutama mengingat Jepang memiliki industri nuklir yang sudah ada.
Secara keseluruhan, langkah Uni Eropa ini menunjukkan komitmen kuat terhadap dekarbonisasi melalui hidrogen bersih, sekaligus menyoroti kompleksitas dan pertimbangan mendalam yang diperlukan dalam mendefinisikan dan mengimplementasikan solusi energi masa depan.
欧州委、低炭素水素の算出方法を定める委任規則案を発表、原子力由来は2028年までに検討
AI telah menyampaikan berita.
Pertanyaan berikut digunakan untuk mendapatkan jawaban dari Google Gemini:
Pada 2025-07-22 02:50, ‘欧州委、低炭素水素の算出方法を定める委任規則案を発表、原子力由来は2028年までに検討’ telah diterbitkan menurut 日本貿易振興機構. Silakan tulis artikel terperinci dengan informasi terkait secara mudah dipahami. Tolong jawab dalam bahasa Indonesia.