
Baik, inilah artikel terperinci tentang rilis pers dari NICT (National Institute of Information and Communications Technology) yang diterbitkan pada 14 Mei 2025, berdasarkan informasi yang tersedia:
Judul: Pengalaman Terbang Virtual Reality Meredakan Fobia Ketinggian dengan Meningkatkan Keyakinan Diri
Ringkasan:
Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh NICT menunjukkan bahwa pengalaman terbang dalam Virtual Reality (VR) dapat secara signifikan mengurangi fobia ketinggian. Hal ini terjadi karena peserta yang mengalami simulasi terbang, bahkan jika mengalami “jatuh” di dunia virtual, mengembangkan keyakinan diri bahwa mereka “tetap bisa terbang.” Keyakinan ini, kemudian, diterjemahkan ke dunia nyata dan mengurangi rasa takut akan ketinggian.
Detail Penelitian:
-
Latar Belakang: Fobia ketinggian (akrofobia) adalah masalah umum yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari seseorang. Terapi tradisional seringkali melibatkan paparan bertahap terhadap ketinggian di dunia nyata, yang bisa jadi mahal dan menakutkan bagi pasien.
-
Metodologi: Para peneliti NICT mengembangkan simulasi VR yang imersif di mana peserta dapat mengalami sensasi terbang. Simulasi ini dirancang untuk terasa realistis, dengan visual yang meyakinkan dan umpan balik sensorik. Peserta diberikan tugas untuk terbang melewati rintangan dan mencapai tujuan tertentu. Beberapa peserta mengalami “jatuh” di dunia virtual, sementara yang lain berhasil menyelesaikan tugas tanpa jatuh.
-
Temuan:
- Peserta yang mengalami simulasi terbang, terlepas dari apakah mereka jatuh atau tidak, menunjukkan penurunan yang signifikan dalam rasa takut akan ketinggian mereka.
- Peserta yang jatuh, meskipun awalnya terkejut, dengan cepat mempelajari bagaimana untuk “bangkit kembali” dan melanjutkan penerbangan mereka. Proses ini tampaknya sangat penting dalam membangun keyakinan diri dan mengurangi rasa takut.
- Setelah simulasi VR, peserta diuji dengan paparan ketinggian di dunia nyata. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang telah mengalami simulasi terbang VR memiliki respons kecemasan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima simulasi.
-
Mekanisme: Para peneliti percaya bahwa pengalaman terbang VR memicu perubahan kognitif pada peserta. Ketika mereka belajar bahwa mereka dapat mengendalikan penerbangan mereka, bahkan setelah jatuh, mereka mengembangkan keyakinan diri yang lebih besar dalam kemampuan mereka untuk mengatasi ketinggian. Keyakinan ini kemudian mengarah pada penurunan kecemasan di dunia nyata.
Implikasi:
-
Terapi Fobia: Penelitian ini menunjukkan potensi VR sebagai alat yang efektif dan terjangkau untuk terapi fobia ketinggian. Simulasi VR dapat memberikan lingkungan yang aman dan terkendali bagi pasien untuk mengatasi rasa takut mereka.
-
Pelatihan Kejuruan: Teknologi ini juga dapat diterapkan dalam pelatihan kejuruan untuk pekerjaan yang melibatkan ketinggian, seperti pekerja konstruksi, teknisi menara seluler, dan pilot.
-
Hiburan: Lebih jauh lagi, pengalaman terbang VR dapat digunakan sebagai bentuk hiburan yang mendebarkan dan aman.
Kesimpulan:
Pengalaman terbang Virtual Reality (VR) memiliki potensi besar untuk mengurangi fobia ketinggian dan meningkatkan kepercayaan diri. Penelitian yang dilakukan oleh NICT menunjukkan bahwa VR dapat menjadi alat yang efektif untuk terapi, pelatihan, dan bahkan hiburan. Temuan ini membuka jalan bagi pengembangan aplikasi VR yang inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan psikologis dan fisik.
VRで自ら飛ぶ体験をした人は、「落下しても飛べる」と予測し高所恐怖が低減される
AI telah menyampaikan berita.
Pertanyaan berikut digunakan untuk mendapatkan jawaban dari Google Gemini:
Pada 2025-05-14 05:01, ‘VRで自ら飛ぶ体験をした人は、「落下しても飛べる」と予測し高所恐怖が低減される’ telah diterbitkan menurut 情報通信研究機構. Silakan tulis artikel terperinci dengan informasi terkait secara mudah dipahami. Tolong jawab dalam bahasa Indonesia.
27